Sebagian koleksi magnet saya |
Tidak ada niat untuk mengoleksi suvenir itu pada mulanya. Hanya saja, saat tiba di rumah dan mulai memilah barang apa yang akan dibagikan, saya mulai kebingungan. Magnet-magnet kulkas itu terlihat begitu lucu. Yang ini bagus, yang itu unik. Mulailah ada rasa berat untuk menyerahkan benda-benda itu. Pada akhirnya, saya hanya membagikan gantungan kunci dan suvenir lain. Magnet kulkas? Saya tempel langsung di kulkas milik saya.
Keren! Miniatur beberapa landmark terkenal di Dublin, kincir angin Belanda, dan Patung Merlion Singapura berderet cantik sebagai penghias pintu lemari es. Saat itu saya mulai membayangkan, alangkah hebatnya kalau tidak hanya ada perwakilan 3 negara saja yang berderet di sana, tetapi negara-negara di seluruh dunia! Lemari es saya bisa menjadi sebuah ‘peta’ dunia! Sejak saat itu, saya mulai bergerilya.
Saya traveling keliling dunia? Sayangnya tidak ada kesempatan untuk itu. Saya hanya berkesempatan jalan-jalan ke Dublin dan Bangkok saja sampai saat ini. Tetapi, saya mempunyai beberapa teman yang tinggal di luar negeri, atau sering traveling ke luar negeri. Ini dia kesempatan saya. Saya mencari tahu kapan mereka akan mudik? Kapan mereka terdengar akan liburan ke luar negeri? Pada saat berita itu terdengar, saya pun akan segera menghadang mereka; “Bisa nitip beliin magnet kulkas?”
Magnet kiriman Elsa dari Dublin |
Sebuah magnet kulkas dari sebuah negeri di luar sana mungkin terdengar sepele dan tidak berharga, untuk yang tidak suka tentu saja. Tetapi, buat saya, melihat sebuah lagi magnet bertengger di pintu kulkas, dengan bertuliskan nama sebuah negara (atau kota), dan berhiaskan sebuah landmark tertentu, menjadi kegembiraan tersendiri. Satu negara (atau kota) lagi berhasil saya ‘kunjungi’.
Sampai saat ini, saya berkeliling dunia lewat puluhan magnet yang terpajang di dinding lemari es di dapur. Dari Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, China, sampai ke negeri Paman Sam. Dari New Zealand, Australia, sampai negara-negara di benua Eropa. Kaki saya belum sempat menginjak negeri aslinya, tetapi melalui magnet-magnet ini harapan dan doa saya terlambung, siapa tahu kelak saya bisa sampai ke sana?
Sebagian besar magnet yang saya miliki berasal dari luar negeri. Sedikit sekali magnet kulkas yang saya peroleh dari dalam negeri. Di beberapa kota yang saya kunjungi, seringkali pencarian saya berbuah nihil, berbeda dengan gantungan kunci yang sangat banyak ragamnya dan bisa diperoleh di setiap toko suvenir. Atau mungkin saya yang kurang gigih mencarinya? Yang sering ditemukan hanyalah magnet-magnet biasa (umumnya berbentuk buah-buahan, binatang, atau bentuk tertentu) yang tidak menggambarkan landmark sebuah kota. Mungkin karena saya lebih menyukai magnet yang melambangkan sebuah negara, kota, atau landmark tertentu, keunikan magnet tersebut tidak begitu terasa. Sejauh ini, koleksi magnet tanah air yang saya dapatkan berasal dari Bali, Yogyakarta, dan Jakarta (Dunia Fantasi). Sayang memang, saya ‘mengelilingi’ dunia lebih banyak ketimbang tanah air sendiri.
Mengoleksi magnet kulkas bukan hobi yang sulit. Kesulitan terbesar saya selama ini hanyalah memberikan penekanan pada anak bungsu saya (5 tahun) bahwa ini bukan mainan. Beberapa kali saya temukan beberapa magnet yang sudah hancur berkeping-keping karena si Bungsu iseng memindahletakkan magnet-magnet itu, lalu terjatuh. Apa boleh buat, saya toh tidak bisa melaminating magnet-magnet itu agar tetap aman dari jangkauannya.
Ada yang mau menambahkan koleksi magnet saya? *ngarep*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar